Lakshmi

Selasa, 24 Juni 2014


HISTORY OF YAYASAN
written by Ni Luh Suriani, Ni Luh Karyani and Ni Nyoman Winda Amani

Yayasan Widya Sari was founded by Mr. Wayan Widiana, Mr. Ketut De Sujana Mahartana, Mrs. Luh Kerti, Mr. Gill and Mrs. Cherie on the 5th of May 2008. The idea came from Mr. Wayan Widiana and Mr. Ketut De Sujana Mahartana. Back then most of the children in Tianyar were too poor to continue with their studies at school and had to support their parents by working in the cities at a young age. The Yayasan should give the children an opportunity to go to school and continue with learning. In the beginning the school only had one room for studying and an office with one computer, which was in Mr. Ketut's house. The room was very simple and only big enough for 35 students, but got improved with time.
After a while more and more children came to the Yayasan and the space wasn't big enough anymore. So a new building including a classroom and an office was built. This classroom was completed by adding tables, a whiteboard, a cupboard and books for reading. As time went by the Yayasan got more and more tables etc. that were sponsored by Bob Romijn (Holland).

First new building including classroom and office

Because the school kept growing the Yayasan increased their amount of teachers. Mr. Gede Sutapa, Mrs. Luh Sutiani, Mrs. Utami Handayani taught us English, Mr. Nyoman Sita Setiawan taught us Indonesian, Mrs. Sri Wahyuni taught us Mathematics and Mrs. Puput taught us Japanese. But nowadays the Yayasan focuses only on English and Computer courses, because the subjects just mentioned are already taught at the local school and English and Computer literacy are a very important issue in times of globalization.

Volunteer Flur (England) with the B2 class

As the Yayasan kept getting bigger volunteers from Holland, France, New Zealand, USA, South Africa, China etc. came to share their knowledge with the students.
They came from four different organisations. The first was WINS, the second Helpx.net, the third Direct Volunteers and since Summer 2013 Vp Bali, which now supplies the most volunteers. Mostly there are 6 to 7 volunteers at a time that teach English.
The Yayasan has to cope with some challenges while it is growing. Improve the ability, knowledge and confidence of the students as well as the spirit to study are challenges inside the Yayasan itself. To make the conservative people in Tianyar realize what a chance this new institution is and to assure the safety and comfort of the volunteers are big challenges as well. To face those challenges you should always always give motivation and explain that there is only one way to fled from poorness: Education. The communication between the Yayasan and the society is still going on and has to be improved. Not just the teachers but also the students should share the information with the society and spread the message of the Yayasan across the community. It seems to work. More and more parents in Tianyar want their children to come to Yayasan. Right now the Yayasan has a 110 students!
READ MORE -

Minggu, 29 Januari 2012

Ucapan Selamat Hari Raya Galungan & Kuningan

            
           Kumpulan beberapa sms ucapan GALUNGAN dan KUNINGAN yg menarik..^^, silakan di forward. hehe…

1.    Jika hati sejernih air, jangan biarkan ia keruh/
       Jika hati seputih awan, jgn biarkan dia mendung/
        Jika pikiran dan prasangka membuat hati gelap, mari terangi dengan cahaya sucinya DHARMA.
        “rahajeng nganggra rahina Galungan”
2.    1 senyum mengawali persahabatan/
       1 tawa menghapus kesedihan/
       1 tindakan mengartikan kata/
       1 doa memberikan harapan
       1 sms menyampaikan “selamat hari raya Galungan dan Kuningan”

READ MORE -

Senin, 23 Januari 2012

KEBENARAN REINKARNASI
           Kalau kita tidak mendalami konsep Atman dan hukum karma (karma pala), maka reinkarnasi sebagai suatu kepercayaan adanya kelahiran yang berulang-ulang dalam agama Hindu agak meragukan, sebab kenyataan yang kita lihat adalah manusia lahir hanya sekali dalam hidupnya. Setelah kita mendalami konsep Atman dan hukum karma(karma pala ) baru kita jelas bahwa reinkarnasi merupakan kelahiran yang berulang-ulang dengan melalui Triloka yaitu Bhur, Bvah, Svah. Reinkarnasi dapat dibuktikan dalam kehidupan umat Hindu dalam melakukan upacara maupun kehidupan sebagai berikut.
1. Umat Hindu di samping percaya adanya Panca Srada sebagai Tatwa atau filsafat agama Hindu juga melakukan ritual yaitu upacara keagamaan. Dalam upacara pemujaan umat Hindu percaya adanya Panca Yadnya yang terdiri dari Dewa Yadnya yaitu pemujaan kepada Hyang Whidi Wasa, Pitra Yadnya pemujaan kepada leluhur, Resi Yadnya pemujaan kepada para resi atau pandita, Buta Yadnya pemujaan kepada sekalian makhluk hidup, dan terakhir Manusa Yadnya pemujaan terhadap keselamatan umat manusia. Dengan kita percaya adanya Pitra Yadnya yaitu memberikan korban suci terhadap leluhur kita, artinya kita percaya leluhur kita itu masih hidup di dunia yang halus (lain loka) dan nanti akan lahir kembali dengan badan lain.

2. Umat Hindu dalam melaksanakan ajaran-ajarannya juga melakukan dana punia seperti orang menabung, karena kita percaya bahwa perbuatan ini akan membawa kebahagiaan setelah meninggal. Kalau manusia sudah meninggal bukan berarti Atman sudah tiada, ini berarti ada kehidupan lain setelah meninggal yaitu kehidupan di lain loka. Setelah hidup di lain loka, tabungan tadi yang disimpan selama hidup di dunia dapat dinikmati yaitu karma-karma yang baik.
3. Dalam mengarungi kehidupan ini umat Hindu berusaha menjalankan kehidupan dengan menegakkan dharma, sebab dengan hidup selalu berlandaskan dharma akan mengurangi dosa-dosa yang pernah dibuat sebelum kehidupan saat ini. Dengan selalu berbuat baik kepada sesamanya, dengan harapan dalam kehidupan di loka yang lain akan lebih baik.
READ MORE -

Entri Populer